ABSTRAK :
Kenyamanan dan keselamatan dalam penerbangan sangat dipengaruhi oleh kondisi pesawat yang baik. Ketidaktelitian dalam menganalisis dan memerikasa seluruh kondisi pesawat sebelum keberangkatan tentunya bisa mengakibatkan sesuatu yang sangat fatal. Salah satu bagian yang sangat penting untuk selalu mendapat perhatian pihak penerbangan adalah analisis terhadap kondisi kelistrikan dalam pesawat. Listrik sebagai pusat pengoperasian seluruh sistem kerja pesawat perlu mendapatkan perhatian yang ekstra serius. Fungsi dari sistem kelistrikaan pada pesawat terbang adalah untuk menghasilkan, mengatur serta mendistribusikan daya listrik ke seluruh pesawat. Dengan demikian kegagalan pada sistem kelistrikkan sudah dapat dipastikan akan menyebabkan masalah yang kompleks dalam sistem kelistrikan pesawat. Oleh karena itu perlu adanya analisis kegagalan sistem kelistrikan pada pesawat Boeing 737 NG. Metode yang digunakan pada analisis ini adalah Fault Tree Analysis (FTA). Hasil penelitian menunjukan bahwa loss of electrical powerterjadi ketika terdapat masalah pada beberapa komponen listrik yang terdiri dari Generator 1, APU, battrey, dan Generator 2. Kegagalan pada Generator 1 dan Generator 2 dapat disebabkan beberapa faktor seperti engine shutdown, CSD fault yang menyebabkan suhu dan tekanan pada minyak tidak stabil, atau karena Generator yang overhite (terlalu panas). APU (Auxiliary Power Unit) malfunction terjadi ketika APU tidak dapat dihidupkan dan tidak terjadi pembakaran di ruang bakar pada saat start. Battrey trouble disebabkan oleh battrey open circuit voltage, battrey set to discharge atau low insulation. Jadi, loss of electrical power terjadi apabila semua sistem yang menjadi sumber dari kelistrikan pada pesawat Boeing ini tidak bekerja secara maksimal atau mengalami kerusakan.
Kata kunci: Pesawat Boeing 737 NG, Fault Tree Analysis, dan Loss of Electrical Power.
|