ABSTRAK :
Mesin turbofan dengan afterburner-mixed flow exhaust stream adalah mesin
turbofan dengan afterburner tipe mixed flow, dimana aliran dibagi dua yaitu aliran
panas ( core flow ) dan alira n dingin ( bypass flow ). Core flow adalah aliran udara
yang masuk ke dalam komponen mesin yang melalui proses pembakaran di dalam
ruang bakar, sedangkan bypass flow adalah aliran dingin yang akan bercampur
dengan aliran udara panas yang keluar dari core flow. Afterburner ini digunakan
secara sementara dalam melaksanakan take off dan perubahan kecepatan dari
subsonik hingga kecepatan supersonic.
Pesawat terbang beroperasi dalam berbagai ketinggian mulai dari di tanah
( ground ) hingga ketinggian jelajah, hal ini akan berpengaruh pada kinerja mesin
tersebut karena pengaruh ketinggian akan menyebabkan perubahan temperatur,
tekanan dan density. Turbojet engine sebagai air breathing engine ( engine yang
beroperasinya menggunakan udara ) sangat berpengaruh kinerjanya terhadap
perubahan properti udara. Kecepatan pesawat terbang juga akan mempengaruhi
kinerja mesin, perubahan tersebut disebabkan oleh aliran udara yang masuk ke dalam
mesin yang disebut intake momentum drag yang dapat mempengaruhi berkurangnya
thrust, dan naiknya kecepatan terbang juga akan menyebabkan naiknya propulsive
power. Naiknya ketinggian pada lapisan troposfer hingga ketinggian 12.000 meter
akan terjadi penurunan suhu rata-rata 6,5 K/km, hal ini akan meningkatkan specific
thrust dan specific fuel consumption. Pada lapisan stratosfer 12.000-20.000 meter
tidak terjadi perubahan temperatur ( konstan ), kinerja mesin tersebut akan sama pada
ketinggian tersebut.
Perubahan ketinggian dari sea level hingga ketinggian 20.000 meter pada saat
jelajah, kecepatan Mach 0,5 dan 0,75 pada mesin ini akan dianalisis pengaruhnya
terhadap performa mesin yaitu specific thrust, specific fuel consumption, efisiensi
propulsive, efisiensi thermal, dan efisiensi overall.
Kata kunci : ketinggian terbang, turbofan, afterburner, efisiensi
|