© jkj,gwww.itda.ac.id 2024

Detail Skripsi

PENENTUAN JUMLAH FASILITAS PELAYANAN SERVIS SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN TEORI ANTRIAN (Studi Kasus Di AHASS 426 Ngabean)
Penulis
BINTARA DWI SAPUTRA
Pembimbing : Yasrin Zabidi, S.T., M.T. - Riani Nurdin, S.T.

ABSTRAK :
Semakin bertambahnya jumlah masyarakat yang memiliki sepeda motor, maka akan meningkat pula kebutuhan akan tempat perawatan mesin (bengkel) atau kebutuhan akan tempat pembelian onderdil. Hal ini menyebabkan tingkat persaingan antar tempat layanan atau bengkel dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. Masalah yang akan timbul adalah apabila jumlah layanan yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah sepeda motor yang ada, maka akan terjadi penumpukan sepeda motor pada bengkel. Dan apabila jumlah fasilitas pelayanan yang dimiliki bengkel tersebut tidak mencukupi untuk melayani jumlah sepeda motor yang datang bersamaan, maka akan terjadi antrian. Sebaliknya apabila jumlah fasilitas pelayanan yang dimiliki bengkel tersebut jauh melebihi dari kebutuhan yang sebenarnya, maka akan menimbulkan pemborosan biaya yang menyebabkan adanya system pelayanan yang kurang efektif.Jumlah stasiun pelayanan servis sepeda motor ytang tersedia ada 7 unit stasiun. Permasalahn antrian ini dipecahkan untuk menentukan jumlah stasiun pelayanan servis sepeda motor yang optimal untuk beroperasi pada tiap-iap jam sibuk sesuai dengan kepadatan pelanggan. Metode yang digunakan untuk mengoptimalkan jumlah stasiun pelayanan servis sepeda motor berdasarkan metode analisis antrian. Penentuan jumlah stasiun pelayanan servis sepeda motor yang optimal diputuskan dengan menggunakan dua pertimbangan yaitu berdasarkan tingkat aspirasi dan total biaya yang ditimbulkan atas pengurangan atau penambahan jumlah stasiun pelayanan servis sepeda motor. Penentuan total biaya dengan cara membandingkan biaya dari setiap alternatif jumlah stasiun pelayanan servis sepeda motor yang diusulkan. Untuk mendukung keputusan pemilihan jumlah stasiun pelayanan servis sepeda motor diperlukan data-data tingkat kedatangan pelanggan pada setiap periode waktu, tingkat waktu pelayanan servis sepeda motor, dan waktu tunggu yang masih dapat ditoleransi oleh pelanggan. Data-data yang terkumpul diolah dan dianalisa secara statistika dan dengan menggunakan rumus-rumus antrian yang sesuai dengan observasi. Analisa awal yang didapat adalah multi channel dengan bentuk antrian terpisah dan diasumsikan tiap channel mempunyai panjang antrian yang sama. Setelah dilakukan perhitungan jumlah stasiun pelayanan servis sepeda motor, pada tiap-tiap periode jam sibuk diputuskan untuk menambah satu unit stasiun pelayanan servis sepeda motor. Adapun tiap-tiap periode jam sibuk jumlah stasiun pelayanan servis sepeda motor yang disedikan adalah, periode I (08.00-09.00) 8 unit stasiun, periode II (09.00-10.00) 8 unit stasiun, periode III (10.00-11.00) 8 unit stasiun, periode IV (11.00-12.00) 8 unit stasiun. Dari hasil analisa dapat diarik kesimpulan pihak Bengkel AHASS 426 Ngabean perlu menambah 1 unit stasiun pelayanan servis sepeda motor beserta fasilitasnya, dan hasil ini penulis kembalikan kepada pihak bengkel AHASS 426 Ngabean untuk memutuskan dari tujuan dan kepentingan yang berbeda yaitu kepentingan pihak bengkel ataukahh kepentingan pelanggan yang diutamakan.


Tulisan Lengkap dapat Dibaca di Ruang Tesis/Disertasi
Penulis : BINTARA DWI SAPUTRA
NIM : 02020042
Foto :
File : [ Baca file skripsi ]
   

E-LibSTTA

Sistem Informasi Perpustakaan STTA Yogyakarta

© E-LibSTTA 2024