ABSTRAK :
Secara tradisional panas matahari telah dimanfaatkan berabad-abad yang
lampau, baik sebagai pengering padi dan biji-bijian, untuk pengawet makanan
maupun membantu proses fermentasi makanan, minuman dan buah-buahan. Pada
permulaan abad XX di California dan Florida Amerika, telah berdiri
perusahaaan-perusahaan pemanas air bertenaga panas matahari, namun
mengalami kemunduran secara drastis setalah gas alam sebagai bahan bakar
dipasarkan dengan harga yang sangat rendah dan berlimpah. Baru pada awal
tahun 1970 pemakaian energi matahari untuk pemanas air mulai dikembangkan
kembali setelah mulai terasa adanya gejala krisis energi minyak disamping telah
ditentukan metode baru dalam pelaksanaan yang lebih efisien dan dengan harga
yang terjangkau oleh mastarakat
Analisis pemanas udara pada penelitian ini dititik beratkan pada variasi
kecepatan udara masukan ke dalam kolektor surya, hal ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh kecepatan udara masukan terhadap kenaikan suhu udara
yang bersirkulasi dan kemampuan penyerapan panas oleh udara dalam kolektor.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin kecil kecepatan
udara yang masuk ke dalam kolektor, maka akan semakin tinggi kenaikan suhu
udara yang keluar dari kolektor, hal ini terjadi karena semakin kecil kecepatan
udara, maka semakin kecil pula debit udara yang harus dipanaskan oleh kolektor,
sehingga kemampuan penyerapan panasnya semakin besar.
(Kata kunci: pemanas udara tenaga surya , variasi kecepatan, kolektor surya)
|