ABSTRAK :
Pada PT. Sambas Wijaya, dalam pembuatan aspal beton memerlukan
persediaan bahan baku khususnya persediaan aspal curah, untuk itu di dalam
kebijaksanan persediaan bahan baku perlu direncanakan secara optimal, karena
hal tersebut akan dapat mempengaruhi terhadap kelancaran proses produksi.
Kekosongan persediaan dan kelambatan pemesanan bahan baku pada line
produksi juga dapat menyebabkan terhentinya proses produksi yang sedang
berjalan. Oleh sebab itu untuk dalam tahap pemesanan serta pengendalian
persediaan bahan baku aspal curah harus tepat waktu, tepat jumlah dan dalam
pelaksanaan laju produksinya. Dengan memperhatikan hal tersebut diatas, maka
pada PT. Sambas Wijaya sebagai perusahaan yang bergerak dalam pembuatan
aspal beton perlu mengadakan kontrol terhadap persediaan bahan baku aspal
curah.
Salah satu teknik yang digunakan adalah dengan menggunakan metode
peramalan double exponential smoothing with linear trend dan linear regression
serta metode EOQ (Economic Order Quantity) dan salah satu tujuan utama EOQ
disini adalah mengendalikan persediaan bahan baku aspal curah serta
memperkecil biaya total yang terkait dengan biaya pemesanan antara lain biaya
simpan dan biaya kekurangan pada tingkat yang serendah-rendahnya. Untuk lead
time pengiriman pesanan bahan baku aspal curah pada PT. Sambas Wijaya,
dengan lead time yang bervariasi antara 3 sampai 15 hari kerja.
Dari hasil perhitungan dan analisa yang telah dilakukan, maka untuk metode
peramalan yang digunakan, yaitu dengan menggunakan metode linear regression
dengan hasil error sebesar 96,61037. Untuk jumlah pemesanan yang ekonomis
(EOQ) untuk perhari dari bulan Januari sampai bulan Maret 2008 adalah pada
bulan Januari sebesar 15 ton pada lead time 13 hari dengan total biaya antara
(biaya simpan dan biaya kekurangan) akan minimal yaitu sebesar Rp 36.057.616,-
, untuk bulan Februari sebesar 15 ton pada lead time 13 dengan total biaya antara
(biaya simpan dan biaya kekurangan) akan minimal yaitu sebesar Rp 36.827.574,-
dan untuk bulan Maret sebesar 15 ton pada lead time 13 dengan total biaya antara
(biaya simpan dan biaya kekurangan) akan minimal yaitu sebesar Rp 37.604.000,-
Untuk persediaan pengaman guna menghindari kehabisan bahan baku dari bulan
kebulan pada Januari sampai Maret 2008 sebesar 68 ton/ bulan. Hal tersebut
dilakukan mengingat sering terjadinya overhaul dari PT. Pertamina dan lead time
pengiriman yang tidak pasti.
Kata kunci : EOQ, lead time dan biaya persediaan.
|