ABSTRAK :
Pemilihan engine dalam tahap preliminary design pesawat terbang ini bertujuan untuk menentukan engine mana yang dapat dijadikan engine alternatif pada pesawat sekelas boeing 737-400, yang memiliki seat 146 dan range 2060 nm. Tidak hanya dapat memenuhi power requirement pesawat yang bersangkutan tetapi juga harus mampu dan terintegrasi secara menyeluruh baik terhadap kebutuhan power, aerodinamika, reliabity dan maintenability sehingga tidak akan menimbulkan permasalahan dalam pengopersiannya.
Dalam penelitian ini menggunakan metode observasi untuk penentuan engine yang akan digunakan sebagai powerplant pada pesawat sekelas Boeing 737-400 harus memperhatikan hubungan antara drag, speed, weight, altitude dengan power yang mampu dihasilkan powerplant. Agar dapat menentukan jenis engine yang akan digunakan, maka terlebih dahulu harus mengetahui karakteristik pesawat sekelas Boeing 737-400, kemudian melakukan analisa performa engine sehingga diperoleh engine dengan performa yang sesuai dengan kebutuhan pesawat untuk berbagai fase terbang seperti take off, climbing, cruising, descent, maupun landing serta gerakan maneuver.
Berdasarkan spesifikasi engine yang menjadi alternatif dan dengan mempertimbangkan thrust reqiurement pesawat 46931 lbs, yang dirancang maka dipilih engine V2500 sebagai engine yang paling sesuai dan memungkinkan untuk dijadikan engine alernatif selain engine CFM 56 yang digunakan pesawat Boeing 737-400. Hal yang menjadi pertimbangan adalah thrust yang dihasilkan relative
besar dengan specific fuel consumption yang rendah saat crusie karena fase cruise merupakan fase terpanjang dalam penerbangan.
Kata kunci: preliminary design, pemilihan engine, V2500.
|