ABSTRAK :
Buckling merupakan keadaan dimana suatu benda mengalami penekukan
atau pembengkokan akibat adanya pemberian beban atau gaya pada benda
tersebut. Fenomena buckling ini bisa terjadi pada bagian wing pesawat terbang,
dimana wing ini ditinjau dari fungsinya merupakan bagian pesawat yang paling
penting. Oleh karena itu wing harus memenuhi persyaratan kekuatan. Untuk
mengetahui kekuatan tersebut dilakukan perhitungan yang bertujuan untuk
menghitung nilai tegangan dan beban buckling yang terjadi pada wing.
Subyek penelitian ini adalah pada pesawat KT-1B, sedangkan obyeknya
adalah menganalisis kekuatan buckling pada stringer wing pesawat KT-1B,
khususnya pada STA 1920 sampai 2500. Proses yang dilakukan adalah
menghitung nilai tegangan, setelah nilai tegangan diketahui maka beban tekan
yang terjadi pada stringer dapat dihitung. Jika struktur menerima beban tekan
yang melebihi kemampuannya, maka struktur wing pesawat akan mengalami
kegagalan.
Dari hasil analisis diperoleh nilai tegangan tekan maksimum pada STA
1920 dan STA 2500 terjadi pada stringer dua sebesar 802,11154 MPa dan
849,70337MPa, sehingga beban tekan maksimum di kedua STA tersebut juga
terjadi pada stringer dua sebesar 69083,63707 N dan 73182,58908 N. Beban
tekan kritisnya berkisar dari 219396,38749 N sampai 1818142,76326 N. Nilai
perbandingan
cr P
P
dari setiap stringer nilainya didapat lebih kecil dari satu
1
cr P
P
,dimana perpandingan
cr P
P
minimum terjadi pada stringer dua yaitu
0,03912. Indiator lainnya jg didapat dari perhitungan Margin of Safety (MS).
Nilai tegangan kritisnya berkisar dari 2547,35248 Mpa sampai 21109,9669 MPa.
Nilai MS dari setiap stringer didapat lebih besar dari nol (MS > 0), dimana MS
maksimum terjadi pada stringer dua yaitu 24,55972. Dari kedua hasil analisis
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa struktur wing masih mampu menahan
beban dan tegangan buckling.
Kata kunci : Buckling, Wing, Stringer
|