ABSTRAK :
Setiap perusahaan akan selalu berorientasi pada keuntungan yang
maksimal. Untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal ini salah satu faktor
yang menentukan adalah adanya proses produksi yang lancar tanpa adanya
kemacetan-kemacetan. Permasalahannya adalah terjadi penumpukan produk
(Bottleneck) pada salah satu work station dan terjadi waktu menganggur (Idle
time) pada tahap berikutnya. Tujuan penelitian ini adalah menurunkan tingkat
kelambatan operasi dan meningkatkan effisiensi lintasan produksi dalam aliran
proses produksi pembuatan wajan. Hal ini akan tercapai apabila lintasan
keseimbangan dalam rantai produksi mempunyai pembebanan yang merata.
Sebab kemacetan di satu stasiun kerja akan mempengaruhi stasiun kerja yang
lain dan sebagai akibatnya target produksi perusahaan tidak akan terpenuhi.
Penerapan metode sistem keseimbangan lintasan dibutuhkan data–data
antara lain : aliran proses produksi, waktu tiap–tiap proses produksi dan juga
jumlah output yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu. Data–data tersebut
kemudian diolah dengan menggunakan metode bobot posisi untuk mendapatkan
stasiun kerja yang efektif guna meningkatkan efisiensi lintasan produksi, mengurangi
waktu menganggur dan untuk meminimalkan balance delay.
Dari Analisa dengan menggunakan metode bobot posisi ini diperoleh
jumlah stasiun kerja yang semula berjumlah 10 stasiun kerja, menjadi 7 stasiun
kerja, dengan hasil minimalisasi waktu menganggur menjadi 1,787 menit.
Keseimbangan waktu senggang 11,0427%, efisiensi lintasan produksi 88,573 %,
dan efisiensi stasiun kerja 88,476% Dengan demikian dapat disimpulakn bahwa
perancangan stasiun kerja dengan menggunakan metode bobot posisi ini akan
dapat meningkatkan Output Produksi.
Kata kunci: Bottleneck, bobot posisi, keseimbangan lintasan, efisiensi lintasan
produksi.
|