ABSTRAK :
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan bahwa
ground effect itu ada dan ground effect itu berpengaruh positif terhadap kinerja
dari sayap, di sini penulis menggunakan sayap 2 dimensi yaitu airfoil NACA
2312. Pengaruh tersebut dapat dibuktikan dengan melakukan penelitian pada
beberapa variasi ketinggian, karena pengaruh ground tersebut berkaitan dengan
jarak antara ground itu sendiri dengan airfoil. Pada penelitian ini penulis
melakukan pengujian pada beberapa ketinggian (jarak airfoil dengan ground),
yaitu pada 0,25 h/c, 0,5 h/c, 0,75 h/c, 1 h/c, 2 h/c, dan juga pada beberapa
variasi sudut serang yaitu pada sudut -6° , -4°, -2°, 0°, 2°, 4°, 6°, 8°, 10°, 12°,
14°.
Penelitian dilakukan dengan mensimulasikan pada software Fluent.
Sebelum pensimulasian dilakukan, terlebih dahulu membuat dan
mengkondisikan suatu bidang pada program Gambit. Setelah geometri
pengkondisian model uji terbentuk pada Gambit kemudian di eksport ke dalam
software Fluent. Pada software Fluent, diberikan input-input antara lain nilai
kecepatan, tekanan, suhu dll. Dari input parameter-parameter tersebut akan
didapatkan hasil berupa nilai Cl dan Cd , selain itu bisa juga dilihat kontur
tekanan dan kecepatannya.
Dari penelitian tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa, semakin dekat
jarak suatu airfoil dengan ground maka akan mempunyai nilai Cl semakin besar.
Hal tersebut terjadi pada variasi sudut serang positiv, dan akan berbanding
ix
terbalik apabila dilakukan pada variasi sudut serang negative. Untuk nilai Cdnya
akan semakin kecil pada ketinggian semakin dekat dengan ground, tetapi
hal tersebut hanya terjadi pada variasi sudut serang yang sama. Perubahan nilai
Cd tidak linier dikarenakan model uji hanya berupa sayap 2 dimensi. Sayap 2
dimensi hanya mendapatkan pengaruh dari parasite drag saja tanpa adanya
pengaruh dari induced drag, hal inilah yang membuat grafik Cd vs AOA-nya
tidak linier.
Kata kunci : Ground effect, airfoil, coefficient lift, coefficient drag,
Gambit, Fluent .
|