ABSTRAK :
Fluktuasi permintaan akan produk tatakan gelas mengakibatkan PT. Batok
Jogja tidak dapat memenuhi secara tepat waktu. Hal ini dikarenakan belum adanya
perencanaan produksi dan pengendaliaan persediaan bahan baku yang tepat, yaitu
sering terjadinya penumpukan pada salah satu jenis material dan kekurangan material
lainnya, sehingga produksi tidak berjalan lancar, tidak sesuai dengan kapasitas yang
ada, memungkinkan sering bekerja over time untuk berusaha memenuhi permintaan
konsumen dalam jangka waktu yang dijanjikan.
Tujuan dari pembahasan ini untuk memperkirakan jumlah permintaan pada
periode selanjutnya, untuk membuat jadwal induk produksi, untuk meminimumkan
biaya persediaan dalam melakukan pengadaan bahan dengan material requirement
planning, untuk mengetahui penurunan biaya persediaan yang terjadi dengan metode
material requirement planning dibandingkan sebelumnya.
Aggregate Planning diterapkan sehingga mendapatkan jadwal induk produksi
sebagai informasi awal untuk merencanakan pengendalian persediaan yang terpadu
dengan Material Requirement Planning yang dapat menghasilkan jadwal terperinci.
Analisis biaya yang digunakan dengan menggunakan POQ yaitu Periode
Order Quality (Jumlah Pemesanan Periode)
Dari peramalan permintaan tatakan gelas 8 periode perencanaan pada bulan
agustus 2009 sampai maret 2010 adalah sebesar 1124,501 unit.Dari hasil penelitian
didapatkan penurunan biaya persediaan perbulan sebesar Rp 7.923.750 – Rp
3.027.145 = Rp 4.896.605 Prosentase penghematan biaya persediaan perbulan =
61,8%
Kata kunci : Peramalan, Aggregate Planning, Material Requirement Planning
|